Ketika Murid Lebih Membutuhkan Wifi
![](http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
https://hnn-indonesia.blogspot.com/2016/12/ketika-murid-lebih-membutuhkan-wifi.html
Ketika Murid Lebih Membutuhkan Wifi
Masih terngiang saat saat SD dahulu, bila ada tugas maka pergi ke perpustakaan atau menyempatkan diri ke toko buku, untuk sekedar mencari tahu jawaban soal yang ditugaskan. Bila perlu tanya orang tua atau kakak. Namun sekarang perpustakaan bak ruangan kosong ludes nyaris tanpa manusia.
Semua siswa beralih ke warnet atau gadget.
Enggak yang SD SMP SMA dan perguruan tinggi semua yg diakses adalah internet.
Perpustakaan mulai sepi dari pengunjung. Hanya penjaga yg setiap hari membersihkan dan menjaga juga merawat buku. Mungkin sekarang penjaga perpustakaan hanya duduk termenung sambil memainkan gadget yg dipunyanya. Lah mainin gadget juga. Bahkan perpustakaan sekarang menyediakan free wifi. Jadi apa poinnya buku buku yang dipajang di rak buku.
Gak ada yang salah sih. Kepraktisan membuat lebih baik. Artinya semua orang tidak perlu lagi menenteng buku buku yang seabrek. Cukup bawa hp dengan kapasitas yang cukup, baca deh secara online, atau download terlebih dahulu buku yang diinginkan dan baca secara offline.
Mungkin masih ingat masa masa dahulu sering baca buku Markesot Bertutur karya Emha Ainun Nadjib atau hanya sekedar baca buku komik 5 sekawan, majalah bobo, novel lupus, olga dan sepatu roda, dan kolom Aduhai majalah RA Kartini. Hahaha jadul banget khan. Mungkin yang lebih jadul lagi yang fenomenal adalah cerita ibuku malang ibuku tersayang. Itu gak bakalan ditemukan lagi dihari ini.
Sekarang mungkin yang dibaca separuh atau bahkan semua remaja adalah twit, baris status fb, instagram, dll. Kalau mau baca buku larinya ke google masukin kata kunci, beres. Bukan lagi ke perpustakaan.
Masih terngiang saat saat SD dahulu, bila ada tugas maka pergi ke perpustakaan atau menyempatkan diri ke toko buku, untuk sekedar mencari tahu jawaban soal yang ditugaskan. Bila perlu tanya orang tua atau kakak. Namun sekarang perpustakaan bak ruangan kosong ludes nyaris tanpa manusia.
Semua siswa beralih ke warnet atau gadget.
Enggak yang SD SMP SMA dan perguruan tinggi semua yg diakses adalah internet.
Perpustakaan mulai sepi dari pengunjung. Hanya penjaga yg setiap hari membersihkan dan menjaga juga merawat buku. Mungkin sekarang penjaga perpustakaan hanya duduk termenung sambil memainkan gadget yg dipunyanya. Lah mainin gadget juga. Bahkan perpustakaan sekarang menyediakan free wifi. Jadi apa poinnya buku buku yang dipajang di rak buku.
Gak ada yang salah sih. Kepraktisan membuat lebih baik. Artinya semua orang tidak perlu lagi menenteng buku buku yang seabrek. Cukup bawa hp dengan kapasitas yang cukup, baca deh secara online, atau download terlebih dahulu buku yang diinginkan dan baca secara offline.
Mungkin masih ingat masa masa dahulu sering baca buku Markesot Bertutur karya Emha Ainun Nadjib atau hanya sekedar baca buku komik 5 sekawan, majalah bobo, novel lupus, olga dan sepatu roda, dan kolom Aduhai majalah RA Kartini. Hahaha jadul banget khan. Mungkin yang lebih jadul lagi yang fenomenal adalah cerita ibuku malang ibuku tersayang. Itu gak bakalan ditemukan lagi dihari ini.
Sekarang mungkin yang dibaca separuh atau bahkan semua remaja adalah twit, baris status fb, instagram, dll. Kalau mau baca buku larinya ke google masukin kata kunci, beres. Bukan lagi ke perpustakaan.
hnnindonesia@gmail.com